Beberapa
tahun lalu sekelompok peneliti dibawah pimpinan Greg Zielinski,
peneliti dari Universitas New Hampshire, Amerika, melakukan penelitian
di Greenland, Kutub Utara. Tim Zielinski mempelajari umur lapisan es
yang terbentuk di kutub. Dari penelitian itu, mereka mendapati pola
perubahan temperatur es bumi secara global dalam kurun waktu yang cukup
lama. Yang mengejutkan mereka dari penelitian itu adalah, pada suatu
saat sekitar 74.000 tahun lalu, ada lonjakan besar kandungan sulfat di
atmosfer, yang mengakibatkan terjadinya penurunan temperatur bumi
secara drastis.
Lonjakan
penurunan itu terjadi hampir 40 kali dari kondisi normal. Dari
informasi itu mereka memperkirakan bahwa ada kejadian global yang
menjadikan kandungan sulfat di atmosfir sangat besar sampai kurang
lebih 2-4 ribu megaton H2SO4 (asam sulfat) di atmosfir. Kejadian global
yang dahsyat itu membentuk awan kuning yang menutupi hampir seluruh
permukaan bumi, menjadikan sinar matahari tidak bisa menembus. Dan
akhirnya terjadi penurunan temperatur bumi. Pada saat yang sama mahluk
hidup, binatang dan tumbuhan mati. Tim Zielinski bertanya-tanya
kejadian apa pada 74.000 tahun lalu, dan dimana terjadinya di bumi.
Ditempat
lain, Michael Rampino seorang ahli geologi dari University of New York,
meneliti temperatur bumi dari kondisi geologis tanah. Dia meneliti pola
temperatur sejak ribuan tahun yang lalu berdasarkan material geologi.
Dari penelitian itu ia mendapati, pada suatu saat, ada penurunan
temperatur bumi sebesar 5 derajat celcius dalam beberapa tahun. Dalam
keadaan normal, penurunan temperatur sebesar itu terjadi dalam kurun
waktu ribuan tahun. Dari data ini ia menyimpulkan bahwa ada kejadian
dahsyat luar biasa yang menyebabkan terjadinya penurunan temperatur
secara luar biasa.
Lalu
Michael Rampino menghitung kapan peristiwa luar biasa itu terjadi, dan
ia sampai pada suatu angka, bahwa terjadi ledakan super dahsyat pada
74.000 tahun lalu. Pertanyaan selanjutnya adalah ledakan apa yang
sedemikian dahsyat di bumi dan dimana persisnya kejadiannya.
Baik
Greg Zielinski dan Michael Rampino, sampai pada suatu pertanyaan yang
sama, dimana ledakan super dahsyat 74.000 tahun lalu itu.
Seorang
ahli vulkanologi di Universitas Toronto, Canada, John Westgate, dia
adalah ahli yang bisa menentukan dari mana asal suatu material
vulkanik. Ketika dalam bagian penelitiannya, ia mendapatkan material
vulkanik dari Eropa, tapi ia menemukan bahwa material vulkanik yang
sangat berbeda dari apa yang dia ketahui di Eropa. Maka ia mencoba
mencocokkan apakah material itu berasal dari pegunungan Laki di Eropa,
ternyata setelah diteliti, material itu tidak dari Gunung Laki.
Sementara
itu seorang ahli lain, Craig Chesner, sedang melakukan penelitian di
sekitar Danau Toba. Ia terheran-heran dengan bentuk danau dan kedalaman
air di danau. Ia kemudian menemukan lapisan debu vulkanik yang sangat
tebal di bukit-bukit sekitar Danau Toba. Chesner kemudian mengirimkan
contoh debu vulkanik tersebut kepada John Westgate di Toronto.
John
Westgate, meneliti debu vulkanik kiriman Chesner, dan ternyata sama
dengan yang dia teliti dari Eropa. Pertanyaan Rampino dan pertanyaan
Zielinski, ternyata mengarah pada temuan Joh Westgate. Telah terjadi
ledakan super dahsyat 74.000 tahun lalu di Sumatera, tepatnya di lokasi
Danau Toba sekarang, sebagaimana temuan Chesner.
Ledakan
itu sedemikian dahsyat sehingga debunya mencapai Afrika dan daratan
Cina serta Eropa. Diperkirakan material vulkanik yang dimuntahkan dari
Toba lebih dari 2.000 km kubik magma. Ini lebih dari 4.000 kali jumlah
yang dikeluarkan oleh Gunung Pinatubo di Philippina tahun 1991. Tinggi
awan debu Toba diperkirakan lebih dari 50 kilometer. Ledakan Toba
diperkirakan mengakibatkan kematian yang luar biasa di kawasan Asia
Tenggara.
Begitulah
kejadian terbentuknya Danau Toba. Sampai sekarang, tidak ada ledakan
yang melebihi ledakan Danau Toba 74.000 tahun lalu.
Konon
siklus ledakan vulkanik Toba, bisa terjadi sekali dalam 400.000 tahun,
jadi kira-kira 326.000 tahun dari sekarang. Kalau ledakan sedahsyat
74.000 tahun lalu di Toba terjadi sekarang, maka diperkirakan 50 persen
penduduk Asia mungkin akan mati terbunuh secara langsung dan tidak
langsung.
Wow… luar biasa dahsyat ledakan super itu.
0 komentar:
Posting Komentar