Diterbitkannya buku 'Pak Harto The
Untold Stories' mengingatkan kita sebuah kisah yang menjadi misteri hingga saat
ini. Anda mungkin masih ingat kala itu adanya rumor bahwa Ibu Tien tertembak
karena Tommy dan Bambang baku tembak. Entah benar atau hanya sekedar hoax,
bacalah tulisan berikut ini yang saya ambil dari ephink-98.blog.friendster.com.
Bangsa Indonesia terkejut, dengan
meninggalnya Istri Presiden Soeharto yang juga merangkap sebagai Ketua “Komisi”
Cendana, tanggal 28 April 1996. Banyak yang menduga bahwa Tien di santet oleh
musuh politiknya atau ditembak ketika sedang dalam perjalanan pulang ke Cendana
dari wisatanya di Taman Buah Mekar Sari. Namun di balik semua peristiwa itu
siapa yang mengira bahwa Tien ditembak oleh anaknya sendiri yaitu si Bambang
“Bos Preman” Triatmodjo .
Awal dari masalah ini adalah akibat
kerakusan Soeharto mendirikan proyek Mobil Naas (MOBNAS) yang diberi nama TIMOR
hanya khusus kepada Tommy anak kesayangan Soeharto. Sedangkan anak kesayangan
Tien, Bambang Triatmodjo tidak diberi fasilitas oleh sang Ayah. Hal ini membuat
pertikaian antara Tommy dan Bambang yang membuat kedua terlibat pertengkaran
mulut di Sabtu Malam tanggal 27 Juni 1996 . Pertengkaran itu terjadi di rumah
Soeharto di Jalan Cendana No. 6.
Hadir dalam acara pertengkaran
tersebut, Soeharto, Tien, Bambang, Tommy dan Sigit. Sedangkan Tutut masih di
USA. Awalnya Bambang menyatakan tidak terima atas perlakuan Soeharto yang hanya
memberi fasilitas Mobil Nasional hanya kepada Tommy. Padahal selama ini Bambang
lah yang lebih berpengalaman dalam bidang perakitan mobil, melalui PT.
Bimantara Citra miliknya. Beberapa saat kemudian ketika Bambang emosinya
memuncak, Bambang mengeluarkan pistol otomatis yang selalu dibawanya. Seketika
itu juga Tommy juga mengeluarkan pistolnya yang membuat keduanya saling baku
tembak dan kejar-kejaran dalam ruangan.
Sebagai seorang Ibu, Ny. Tien
berusaha mencegah kedua anaknya yang sudah dimabuk Harta dan tidak mengenal
lagi rasa persaudaraan. Ketika berusaha mendekati Bambang, secara tak sengaja
pistol Bambang meledak dan mengenai tepat di jantung sang Ibu Negara. Maksud
Bambang adalah ditembakkan ke Tommy, namun tiba-tiba Ibu Tien mendekatinya
sehingga peluru justru bersarang di jantung Ibu Tien. Mendengar suara tembakan,
seorang anggota CPM yang bertugas menjaga kediaman Soeharto berusaha mencari
tahu ada apa gerangan didalam. Oleh sang menantu, Prabowo, si CPM tersebut
langsung ditembak hingga tewas agar tidak bilang ke siapa-siapa. Belakangan
keluarga CPM tersebut memperoleh uang tutup mulut sebanyak Rp. 500 juta.
Yang menjadi pertanyaan , jika
memang Ibu Tien sakit jantung, kenapa justru dibawa ke RSPAD Gatot Subroto,
tidak ke RS Jantung Harapan Kita yang menjadi milik Keluarga Soeharto?
Jawabannya, karena jika dibawa ke RS Jantung Harapan Kita, kemungkinan besar
rahasianya akan terbongkar. Jika dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto, rahasia agak
terjamin, mengingat militer mampu menjaga rahasia negara. Lain dengan sipil
yang disiplinnya kurang dan cenderung tidak kuat menahan rahasia.
Dalam pemakamannya Ibu Tien , tampak
secara tidak sengaja kamera TVRI mengambil gambar Soeharto sedang jatuh. Namun
setelah itu langsung diarahkan ke obyek lain oleh sang Kameraman. Belakangan
diketahui Soeharto jatuh pingsan, karena syok kehilangan sang istri yang
menjadi simbol kekuasaan dan kewibawaannya.
Di samping itu juga ada pemandangan
menarik ketika cucu Soeharto yang masih kecil menutup hidupnya di acara
pemakaman Ibu Tien tersebut . Belum lagi ketika Probosutedjo berkali-kali
menyemprotkan minyak wangi ke ruangan menjelang Ibu Tien dimakamkan. Kedua
fenomena diatas semakin menguat dugaan kematian Ibu Tien yang tidak wajar.
Beberapa hari setelah pemakaman Ibu
Tien selesai, Soeharto berpidato di Cendana yang intinya sebagai ucapan terima
kasih atas semua bantuan yang diberikan. Dalam acara tersebut terlihat anak-anak
Soeharto duduk di lantai. Terlihat di antara anak-anak Soeharto, Bambang lah
yang paling tertekan. Dia terlihat memeluk guci dengan tatapan yang kosong.
Bambang dan Tommy memang dikenal
sebagai penembak ulung. Mereka bahkan keahliannya mungkin bisa diatas anggota
ABRI dalam hal menembak. Bambang pernah menjuarai kejuaraan tembak reaksi,
tembak cepat dll. Demikian juga halnya dengan si Tommy.
3 komentar:
Mas bro...klo prabowo mnembak CPM agar tdk ad saksi mata trs smpean tw drimna crita ini?? maaf lhoo Skdr kepo aj!!
Udh rahasia umum mas...tp dlu media g ada yg brani
Posting Komentar