Pemuka
agama di dua negara bagian Malaysia melarang umat Muslim di Negeri
Jiran mengenakan kaos klub sepakbola Manchester United (MU). Pasalnya,
gambar "setan merah" di kaos MU terlarang dalam ajaran Islam.
Dewan Keagamaan Johor dan Mufti negara bagian Perak menjelaskan bahwa
gambar salib, minuman beralkohol, dan setan di kaos-kaos klub sepakbola
merupakan penghinaan terhadap Allah dan tidak seharusnya dipakai oleh
umat Muslim.
Kaos sepakbola lain yang dinyatakan tidak bisa diterima dalam Islam
adalah kaos tim Brazil, Portugal, Serbia, Barcelona, dan Norwegia
karena semua kaos tersebut mengandung unsur salib.
"Tidak ada alasan apapun yang bisa digunakan untuk memakai pakaian
seperti itu, karena itu berarti, sebagai seorang muslim, kalian
mengidolakan simbol agama lain," kata Datuk Nooh Gadot, Mufti Johor,
seperti dikutip dari laman Telegraph, Senin, 20 Juli 2010.
"Dalam urusan ini, tidak ada yang bisa dikompromikan dengan alasan untuk hiburan, fashion, atau bahkan olahraga," kata Nooh.
Mufti Perak, Tan Sri Harussani Zakaria, mengatakan bahwa umat Muslim
yang mengenakan kaos sepakbola tersebut berarti melangkah di jalan
dosa. Ini karena, kata Harussani, orang yang mengenakan kaos yang
mengandung simbol kepercayaan berbeda lebih memprioritaskan agama itu
dibanding agama Islam.
Peringatan tersebut menimbulkan berbagai reaksi dari fans MU di Malaysia.
"Sebentar lagi pasti mereka (ulama) akan menyarankan untuk mengganti
simbol aritmatika seperti tanda "+" dan "x" karena simbol-simbol itu
tidak halal," kata seorang fans MU di situs fans.
Manchester United sendiri merupakan klub paling populer di negara
mayoritas mMuslim tersebut. Dalam tur MU tahun lalu ke Malaysia, dua
pertandingan MU kontra tim Malaysia XI digelar di hadapan sekitar 40
ribu penonton.
MU sendiri pada Maret lalu menandatangani kontrak kemitraan lima tahun
dengan perusahaan telekomunikasi Telekom Malaysia. Kontrak tersebut
semakin menegaskan bahwa MU adalah tim sepakbola paling digemari di
Malaysia.
Reputasi Malaysia sebagai negara Muslim moderat dan progresif tahun ini
merosot menyusul pengeboman sejumlah gereja pada Januari lalu dan
hukuman cambuk pada tiga perempuan Muslim karena dugaan zina pada
Februari lalu. (hs)
0 komentar:
Posting Komentar