- Inter Milan saat berkunjung ke Jakarta pada Mei 2012 lalu. (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Kehadiran pemain asing baik secara individu maupun klub, dinilai pengamat sepak bola Roni Pangemanan tidak memberikan manfaat terhadap pembinaan tim nasional. “Mereka datang hanya untuk menghibur dan pemain timnas sebatas sebagai penonton saja,” ujarnya.
Menurut dia, para pemain asing itu hanya menampilkan cara bermain, teknik dan disiplin bermain. Tapi meeka tidak dapat menularkan ilmu kepada pemain nasional.
Terkait dengan maraknya pemain asing yang datang ke Indonesia usai Piala Eropa 2012 lalu, Ropan – Roni Pangemanan biasa disapa – menuturkan, seperti halnya promotor, mereka datang dengan tujuan bisnis. “Mengorbankan waktu libur menjelang putaran liga berikutnya dengan datang ke Indonesia,” imbuhya.
Kendati demikian, Ropan yang pernah bersama Top Skor – promotor yang mendatangkan Inter Milan – mengakui bahwa kehadiran para pemain asing memacu gairah dan semangat baru di Indonesia. Tapi sekali lagi, dia menegaskan, bukan menjadi solusi untuk memperbaiki kualitas tim nasional Indonesia.
Karena itu, dia mengusulkan kehadiran pemain asing di Indonesia harus dimanfaatkan seperti yang dilakukan oleh Cina. “Buat Kompetisi Segitiga dan dijadikan jadwal tahunan” jelasnya.
Cina tidak mendatangkan pemain atau pun klub internasional untuk melawan tim nasional mereka. Namun, membuat kompetisi klub-klub bertaraf internasional yang diselengarakan di Negeri Tirai Bambu itu.
“(Didier) Drogba juga mereka datangkan untuk bermain di klub mereka,” katanya.
Untuk internal sendiri, Ropan berpandangan, peningkatan tim nasional harus dibangun dari paling bawah, yaitu dengan menggelar kompetisi yang bagus dari usia 15, 17, dan 23 tahun. “Mereka pun harus dilatih dengan pelatih yang bagus,” harapnya.
Djohar Arifin, Ketua Umum PSSI, juga mengakui bahwa Indonesia menjadi pasar yang menjanjikan bagi kehadiran pemain asing, mengingat di sini banyak penggila sepak bola. Dengan alasan itu juga para pemain dan klub bola internasional ikut ambil bagian dengan datang ke Indonesia.
Namun, Djohar juga merasakan berkah lain dengan maraknya kehadiran pemain asing ini. Kata dia, hal itu membuat hubungan PSSI dengan FIFA – organisasi sepak bola internasional – menjadi lebih baik. Berbeda dengan 20 tahun tanpa kehadiran pemain asing ke negeri ini.
“Kedatangan tim maupun pemain internasional ini membuat hubungan kita dengan pihak FIFA membaik. Ini kepercayaan dari pihak luar setelah 20 tahun kita tidak kedatangan tamu bertaraf internasional,” ujarnya kepada Vista.
Keuntungan bagi pemain nasional sendiri, lanjut Djohar, momentum melawan tim berkelas internasional bisa jadi ajang pembuktian mengadu keahlian. Ini juga bisa memacu semangat para pemain tim nasional dan memberikan pengaruh tersendiri ke setiap pemain.
Karena itu, dia menegaskan, kalau pun ada promotor yang hanya bertujuan bisnis, itu sah saja. Memang bisa jadi ada keuntungan dari sponsor, penjualan merchandise, ataupun tiket. Tapi Indonesia juga menerima manfaat.
“Apalagi kedatangan Inter Milan. Selain melawan tim nasional, mereka juga membuka Sekolah Sepakbola Inter Milan yang terbuka bagi siapa saja,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar