Setelah menerima kabar gembira, pada hari Senin dan
Selasa (30-31/07), dengan keberhasilan para lifter kita menyumbangkan
dua medali, perunggu dan perak, atas nama Eko Yuli Irawan, dan
Triyatno, di Olimpiade London 2012.
Pada hari berikutnya, Rabu (01/08), giliran kabar menyedihkan,
sekaligus memalukan menghampiri kontingen Indonesia. Bisa dibilang
kabar ini bukan saja menampar wajah kontingen Indonesia, tetapi seluruh
bangsa Indonesia. Ya, kabar apalagi kalau bukan di diskualifikasi nya
ganda putri kita, Greysia Polii/Meiliana Jauhari.
Selain, Greysia Polii/Meiliana Jauhari, turut di diskualifikasi pula
dua pasang ganda Korsel, Kim Ha Na/Jung Kyung Eun dan Ha Jung Eun/Kim
Min Jung, dan ganda nomor satu dunia asal China, Wang Xiaoli/Yu Yang.
Keempat pasang ganda itu harus menerima hukuman dengan tidak bisa
melanjutkan kiprah mereka di Olimpiade kali ini, karena menurut panitia
penyelenggara dan BWF ( Badminton World Federation), mereka sudah
mencederai nilai-nilai sportifitas, pada partai terakhir di fase group.
Sebagai gantinya, empat pasang ganda dari Kanada, Australia, Russia,
dan Afrika Selatan, menggantikan ke empat ganda itu untuk bermain di
babak perempat final.
Pemicu Terjadinya Skandal
Kembali ke skandal itu. Memang, pemicu dari peristiwa yang memalukan
itu adalah kekalahan yang tidak terduga pasangan nomor dua dunia asal
China, Qing Tian/Zhao Yunlei, dari pasangan asal Denmark, Kamilla
Rytter Juhl/Christinna Pedersen, pada partai terakhir di penyisihan
group D. Kekalahan yang menyebabkan pasangan China itu harus puas
berada di peringkat kedua group D.
Melihat keadaan itu, tim China, yang berharap dua pasangan nya akan
bisa berhadapan di babak final, kemudian mencari jalan agar kedua
pasangan nya itu tidak bertemu di babak semifinal, yang tentunya sama
sekali tidak mereka harapkan.
Nah, kemudian jalan keluar dari situasi itu adalah, pasangan unggulan
pertama mereka, Wang Xiaoli/Yu Yang, harus mengalah pada partai
terakhir di group A, dari pasangan asal Korsel, Kim Ha Na/Jung Kyung
Eun, agar kedua pasangan mereka bisa bertemu di babak final. Skenario
dijalankan dengan mulus oleh Wang Xiaoli/Yu Yang, yang kalah dari ganda
Korsel, dan keluar sebagai runner-up group A, di bawah pasangan Korsel.
Well, melihat situasi terakhir yang terjadi, kedua pasang
ganda yang berada di group C, Greysia Polii/Meiliana Jauhari, dan Ha
Jung Eun/Kim Min Jung, yang sudah pasti melangkah kebabak perempat
final, berusaha menghindar dari pertemuan lebih awal dengan Wang
Xiaoli/Yu Yang, yang merupakan unggulan utama pada nomor ini. Karena
runner-up group C, akan bertemua juara group A, dan juara group C,
melawan runner-up group A.
Alhasil, kedua pasangan itu kemudian melakukan hal yang sangat
memalukan. Turun bertanding pada partai terakhir di group C, dengan
mengusung misi yang sama, kalah!
Melihat situasi aneh yang terjadi dilapangan ketika itu, wasit sudah
memberikan peringatan pada dua pasangan itu, yang tampak nya tidak di
gubris oleh kedua nya. Begitu juga ketika dewan pengawas pertandingan
turun untuk memberikan kartu hitam bagi kedua nya. Tim official dari
kedua kubu, memprotes nya. Protes diterima, dan pertandingan dagelan itupun terus berlangsung sampai rubber game, yang dimenangkan oleh pasangan Korsel.
Panitia pertandingan kemudian bergerak cepat. Bekerja sama dengan badan
tertinggi badminton dunia, BWF, mereka kemudian melakukan investigasi
terkait kasus yang memalukan ini.
Hasil nya, BWF, yang di wakili oleh Paisan Rangkisitpho (Deputy
President) dan Thomas Lund (COO), memberikan peryataan tegas - seperti
yang saya kutip dari kompas.com- “BWF memutuskan bahwa keempat pasangan
ganda putri telah didiskualifikasi dari cabang bulu tangkis Olimpiade
London 2012″.
Keempat nya dianggap melanggar code of conduct pasal 4.5 dan 4.16 yaitu
‘tidak bersungguh-sungguh untuk berusaha memenangkan pertandingan’ dan
‘bertingkahlaku menghina dan merusak reputasi bulu tangkis’. (kompas.com)
Selain itu Thomas Lund, juga memberitakan banding yang di ajukan oleh
tim Korsel, yang kemudian di tolak oleh panitia penyelenggara.
Sedangkan tim Indonesia, dan China, memutuskan untuk menerima keputusan
itu.
Harapan bagi tim Bulutangkis Indonesia
Nasi sudah menjadi bubur, tidak ada gunanya kita mencari pembenaran
dari kasus ini. Introspeksi diri menjadi sesuatu yang harus dilakukan
oleh tim bulutangkis kita.
Juara sejati tidak akan pernah mencoreng nilai-nilai sportifitas,
apalagi hanya untuk sekedar memilih lawan, dengan cara yang sangat
memalukan. Semua lawan harus berani dihadapi. Tidak ada lawan yang
tidak bisa dikalahkan. Bila kita takut ketika harus berhadapan dengan
lawan, lalu mengapa kita harus mengikuti suatu pertandingan?
Persiapan matang, dengan berbagai macam strategi untuk memberikan yang
terbaik bagi negeri ini, harus menjadi suatu hal yang dikedepankan
semua atlet kita setiap mengikuti event multi cabang seperti Olimpiade.
Kini, harapan kita tinggal bertumpu pada ganda campuran, Tontowi
Ahmad/Liliyana Natsir, yang akan berhadapan dengan ganda campuran
China, Xu Chen/Ma Jin, dibabak semifinal, dan ganda putra, Bona
Septano/M. Ahsan, yang akan menghadapai ganda Korsel, Lee Young
Dae/Jung Jae Sung, hari ini dibabak perempat final. Setelah tumbang nya
Taufik Hidayat, Simon Santoso, dan Ardiyanti Firdasari, dibabak
perdelapan final dari lawan masing-masing.
Semoga harapan kita yang tersisa ini akan memberikan kemampuan terbaik
mereka untuk mempertahankan tradisi emas, sekaligus sedikit mengobati
kekecewaan atas kasus di nomor ganda putri ini. Go Indonesia…!!
Dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar